Recent Blog post

Tayangan halaman minggu lalu

Archive for Maret 2016


Kamis, 25 Februari 2016

Untuk seseorang di Kota Pahlawan… Selamat membaca kerinduan saya…

Selamat malam, Tuan. Bagaimana kabar anda disana?? Semoga baik-baik saja dan bahagia selalu di kota orang, amiin.

Entah kenapa saya ingin sekali menulis tentang anda ditengah kilatan cahaya dan teriakan langit malam  ini. Berhari-hari saya selalu memikirkan anda, entah dengan alasan apa, ketika saya ingat perkataan saya sendiri yang saya katakan kepada anda, anda selalu memenuhi setiap sudut pikiran saya. 

Tapi sepertinya saya lebih baik memendam perasaan itu dalam-dalam. Mungkin dengan pergaulan dan perlombaan yang anda ikuti diluar sana, pasti anda selalu bertemu orang baru dan mungkin juga anda sudah mengagumi orang lain yang jauh lebih baik daripada saya. Ya, saya sadar diri. Anda orang terpelajar, pintar, berprestasi, manis. Saya tidak peduli perkataan orang lain tentang anda dulu. Yang pasti diantara orang yang saya kagumi, anda masih tetap bertahan diantara arus globalisasi dan keberhasilan Ryo Haryanto menuju F1 meski tanpa dana APBN.

Maaf tidak nyambung. Konsentrasi saya terganggu dengan rebana dibelakang rumah. Oke nggak nyambung lagi.

Lanjuuttt….

Sudah hampir 4 (baca: empat) tahun semenjak perkenalan kita. Saya tidak tahu pastinya, waktu itu saya kelas 9 SMP. Saya senang waktu itu ketika mendapat nomor telepon anda. Saya masih ingat betul ketika saya bertanya tentang kegiatan ekskul di SMA anda. Setelah kita bertemu, bersalaman disaat hanya di event, dan apapun itu ketika saya melihat anda, saya selalu memandang anda dari ujung keujung. Mungkin anda tidak menyadari itu. Terlebih ketika raut wajah anda melukis senyuman dan terbentuklah sebuah titik dipipi kanan anda. Saat berpapasan, saya memandangi anda selalu, raut wajah, tingkah laku, tas punggung cirri khas anda, dan gaya bicara tak saya lewatkan seinci pun. Ketika pulang sekolah menunggu jemputan, anda lewat dengan motor kesayangan anda itu. Membahagiakan sekali setahun bersama anda, Tuan.

Dibalik semua itu, kekaguman saya terhadap anda berubah. Saya mulai berharap dengan anda. Berharap, berharap, dan terus berharap. Sampai saya berilusi bagaimana nanti ketika saya bertemu anda disebuah event besar, anda menghampiri saya, dan kita berdialog kecil dievent itu. Haha.. berdialog?? Bertemu dengan anda saja sudah keajaiban dunia kedelapan bagi saya, apalagi anda menghampiri dan berdialog dengan saya. Hahaha teramat sangat tidak mungkin!!

Namanya juga berharap. Dan, 99% harapan saya tidak seindah dengan kenyataan.

Meskipun sekadar chat, ataupun pesan singkat, tapi selama kurang lebih empat tahun itu membawa pengaruh yang berbeda terhadap diri saya. Berawal dari mengagumi anda, saya menjadi mengagumi banyak orang dan saya menemukan jati diri saya. Berawal dari cinta tak terbalas, ke-galau-an, akhirnya saya dapat merajut kata yang cukup indah (menurutku), entah kalau menurut orang lain.

Saya disini seperti ingin selalu bertukar tulisan dengan anda. Ingin sekali. Meskipun kita, maaf diulang. Meskipun saya dan anda belum pernah berdialog, belum mengerti sifat anda yang sesungguhnya, tapi setidaknya dimata saya anda itu…mengagumkan. Ya, mengagumkan.

Andaikan anda bisa menghitung setiap titik air yang jatuh dimalam ini, sebanyak itulah rindu saya kepada anda. Andaikan anda bisa menghitung kecepatan kilat menyambar bumi, mungkin secepat itu juga pertemuan kita. Gemuruh itu selalu menghantui saya, teriakannya seolah menyuruh saya untuk segera menulis tentang anda. Pikiran saya kacau, mid semester saya terganggu. Saya selalu berpikir, bagaimana anda bisa sepintar itu dimata saya?? Kekuatan medan magnet anda bisa menarik perasaan saya sampai sejauh ini. 

Saya tidak pernah tau kelanjutan aliran sungai ini. Apakah akan sampai pada hilir, dimana sungai satu dan sungai lain saling bertemu?? Atau sungai ini akan berhenti ditengah jalan dan membeku untuk selamanya??

Jika diperbolehkan untuk berharap, saya ingin dipilihan pertama, tapi sepertinya kenyataan akan berpihak kepilihan yang kedua. 

Saya selalu memikirkan tentang anda. Ketika saya jatuh dan mencapai titik jenuh, selain orang-orang disekeliling saya yang memperhatikan saya, saya ingin ke anda. Saya tidak bisa jika hanya dengan keluarga ataupun sahabat yang hanya datang disaat butuh, jika tidak dibutuhkan lupa sesudahnya. Saya merasa anda bisa menjadi embun disaat panas menyengat. Dan anda bisa menjadi pelangi setelah hujan badai menerpa. Mungkin saya terlalu berlebihan. Tapi ini cara saya menuangkan segala yang ada dipikiran saya.

Tulisan mampu membuat saya tenang. Begitu pun anda ketika memberi kabar. 

Saya memang pesimis. Merasa tidak akan pernah lagi bisa bersama anda. Saya hanyalah gadis berkacamata, orang yang pesimis, cengeng, malas, penulis puisi abal-abal, penulis curhatan yang hanya dibaca saja, dan gadis yang selalu memikirkan dan berharap banyak kepada anda. 

Sekali lagi, tulisan mampu membuat saya tenang dan anda menenangkan saya malam ini dan saya menyukai anda dan saya masih berharap dengan anda.

Dari Kota Ukir, Jepara…
Abaikan jika Tuan menganggap saya hanya sebagai angin lalu…
Anggap saja tulisan ini tidak pernah saya tulis.

Ketidakmungkinan yang Selalu Aku Semogakan

By : Unknown
Rabu, 02 Maret 2016
0

(Sabtu, 27 Februari 2016, saat UTS II mapel Sejarah Peminatan)

Aku ingin melihat lukisan Tuhan
Meneliti setiap detail kebesaran-Nya

Aku ingin menggapai bintang
Menari, memeluk, dan bersama-sama kita berdendang

Aku ingin bunga terindah
Pesona keharuman dan keindahan membuncah

Aku ingin pemandangan alam
Seutas senyum merekah, terbentuk titik kanan tak terlalu dalam

Aku ingin senandung hujan
Desah merdu memicu kecanduan akan kenyamanan

Aku ingin hembusan angin
Membelai setiap sudut, menyampaikan salam terdingin

Aku ingin mentari senja
Ketika cakrawala memeluk mega tak ingin berpisah

Aku ingin pelangi
Yang datang setelah hujan, yang memberi warna disetiap hari

Aku ingin kamu
Kamu yang selalu tertulis dipikiranku…

Aku Ingin… (yang sebenarnya)

By : Unknown 0

(Kamis, 25 Februari 2016, saat UTS II mapel Sejaeah Indonesia)

Hujan itu tangisan langit
Dia terdiri dari 1% air dan 99% kenangan

Hujan itu menyenangkan
Karena dapat melepaskan beban

Hujan itu indah
Karena diakhiri dengan pelangi yang membahagiakan

Hujan itu syahdu
Karena rintikan air dan alam bersenandung merdu

Hujan itu teduh
Karena dapat mengingat insane yang merindu

Hujan itu inspirasi
Karena hujan aku dapat menulis sajak dari hati

Hujan itu ya kamu…
Karena kamu sudah menghapus rintikan dan mengubahnya menjadi pelangi yang menginspirasiku…

Hujan Itu….

By : Unknown 0

- Copyright © Ini Blog - Blogger Templates - Powered by Blogger - Designed by Johanes Djogan -